Hubungan
Diabetes Melitus dengan karies gigi
Diabetes mellitus pada umumnya ditandai dengan mulut
kering Mulut kering (xerostomia) ini disebabkan oleh gangguan fungsi kelenjar,
yang pada keadaan normalnya terdapat keseimbangan antara vaskularısası, sel
asini, dan kelenjar liur. Kelenjar liur memiliki saraf simpatis dan
parasimpatis yang memiliki peran besar terhadap aliran saliva karena memiliki
efek sialogogik yang besar. Untuk itu apabila terjadi gangguan pada saraf
parasimpatis yang berperan pada efek sialogogik terbesar, penurunan aliran
saliva akan dapat terjadi dan mulut menjadi kering yang kita kenal juga dengan
sebutan xerostomia Mulut kering tersebut disebabkan karena aliran saliva
menurun sehingga menyebabkan gigı menjadi rentan terhadap terjadinya karies.
Diabetes Mellitus bisa merupakan faktor predisposisi
bagi kenaikan terjadinya dan jumlah dan karnes. Keadaan tersebut diperkirakan
karena pada diabetes aliran cairan darah mengandung banyak glukosa yang
berperan sebagai substrat kariogenik. Pada penderita di etes melitus telah
diketahui bahwa jumlah air liur berkurang sehingga makanan melekat pada
permukaan gigi, dan bila yang melekat adalah makanan darı golongan karbohidrat
bercampur dengan kuman yang ada pada permukaan gigi dan tidak langsung
dibersihkan dapat mengakibatkan keasaman didalam mulut menurun, sehingga dapat
mengakibatkan terjadinya lubang atau karies gigi.
Penderita diabetes mellitus dapat mengalami keadaan
yang disebut hyposalivasi dan gangguan fungsi saliva, dimana saliva tersebut
memiliki komponen-komponen yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
kariogenik. Sehingga penurunan produksi saliva dapat meningkatkan resistensi
bakteri penyebab karies. Tingginya kadar glukosa darah pada penderita diabetes
berhubungan dengan tingginya kadar glukosa dalam saliva. Saliva dengan kadar
glukosa yang tinggi dapat meningkatkan produksi asam melalui proses fermentasi
oleh bakteri di dalam mulut, kemudian terjadi proses demineralisası yang
menghasilkan karies gigi.